Film Vina Sebelum 7 Hari


Film Vina sebelum 7 Hari mendapatkan antusias positif dari penonton. Tiga hari setelah penayangan perdananya, film ini ditonton satu juta orang. Film ini  diangkat dari kisah nyata seorang siswi di Cirebon bernama Vina Puspita yang menjadi korban pembunuhan tragis pada tahun 2016. 

Di balik kesuksesan film yang tayang sejak 9 Mei 2024 itu, terdapat sejumlah fakta di balik layar yang dialami oleh kru, pemain, hingga pihak keluarga Vina. 

Dilansir dari Antara : pihak Dee Company tentunya mengusahakan kelancaran proses syuting dengan terlebih dahulu meminta izin serta restu keluarga Vina selaku korban. Perwakilan agensi menyatakan pihak keluarga Vina sangat mendukung untuk kisahnya diabadikan dalam sebuah film.

Selain itu, Anggy Umbara selaku sutradara film pilu ini juga berharap kepada para penonton untuk turut mendoakan ketenangan jiwa Vina di alam baka dengan mengirimkan doa.

Sementara itu, pihak keluarga Eky, kekasih Vina, yang juga alami nasib serupa dalam kisah nyata menolak untuk disangkut-pautkan. Dheeraj Kalwani selaku produser film mengungkapkan alasan keluarga Eky yang tak ingin luka lama dikorek kembali. Walhasil, dalam film yang banyak disorot seputar kehidupan Vina dan sang sepupu yang disamarkan sebagai posisi korban Eky.

Nayla mengungkapkan, saat ia lolos casting, bukan peran Vina yang ditawarkan oleh kru film. Awalnya, dia pemeran pendukung. Tetapi setelah kru film menyodorkan sejumlah foto para pemain perempuan, keluarga Vina sendiri yang memilih sosok Nayla. Setelah ditelusuri lebih lanjut, figur wajah Nayla memang terdapat kemiripan dengan mendiang Vina. 

Proses syuting berjalan lancar .Nayla juga sempat bertemu dengan keluarga mendiang dengan suasana haru biru. Selama syuting tidak ada kendala berarti yang dihadapi oleh para kru serta pemain film.

Marliyana selaku kakak Vina mengungkapkan sebelum film tayang di layar lebar sempat didatangi oleh dua pria misterius yang meminta proses pembuatan film untuk dihentikan dan tidak dipublikasikan. Tetapi dengan lantang keluarga menolak karena mereka juga memiliki hak agar kasus ini terangkat kembali ke media.

Marliyana mengaku tidak ada unsur untuk meraup keuntungan dengan diangkatnya kisah pilu pembunuhan Vina, melainkan agar keluarga mendapat kejelasan terkait tiga tersangka yang masih dalam status buron. Dua pria misterius tersebut tidak diungkap identitasnya oleh keluarga Vina.
Meski film itu diklaim kisah nyata, tapi ternyata gak semua cerita yang ditampilkan sama dengan kejadian yang memilukan itu. Hal tersebut juga sepertinya gak jadi masalah karena Lembaga Sensor Film (LSF), menyatakan film itu bisa dirilis di bioskop.

"Kalau saya lihat, film ini banyak membawa manfaat karena kasusnya keangkat lagi, keluarga jadi punya harapan, aware buat bahaya geng motor kriminalitas, ini sebuah wake up call," terang Anggy Umbara.

LSF juga menyiratkan gak ada yang dilanggar di film Vina: Sebelum 7 Hari. Ketua LSF Rommy Fibri Hardiyanto, mengurai terkait film-film adaptasi yang diangkat dari kisah nyata dan aturan-aturannya yang tertuang di Permendikbud.

Selain itu, ia pun turut menjelaskan jika pembuat film memiliki hak buat berkarya melalui filmnya tersebut, namun tetap harus disertai tanggung jawab atas karyanya setelah memperoleh Surat Tanda Lulus Sensor.

                                     

( sumber dari berbagai artikel )

Posting Komentar

0 Komentar